Powered by Blogger.

Thursday, May 30, 2013

Chapter 21 Software Quality Metrics

Posted by Ocean_Demon On 3:14 AM No comments
Pada pembahasan kali ini kami hanya akan membahas teori secara garis besarnya saja untuk rumus akan tetap kami tampilkan pada saat kami meberikan contoh soal. Untuk rumus kami dapatkan dari buku galin : Software Quality Assurance-from theory to implementation dimana rumus-rumus yang ada tidak harus sama dan mungkin saja berbeda dari sumber-sumber lainnya.
Software quality metrics
Menurut IEEE, 1990 Software Quality Metrics adalah sebuah pengukuran kualitas apakah sebuah software tersebut sudah dapat dikatakan berkualitas dapat menggunakan SQM (Software Quality Metrics) ini. Tujuan dalam membuat SQM ini adalah :

1.    Memfasilitasi management dalam hal control(pengawasan)  sebagai langkah perencanaan dan eksekusi.
2.     Untuk mengidentifikasi situasi saat ini sehingga dapat memutuska apakah perlu dikembangkan lebih lanjut, di maintenance, di perbaharui, ataukah perlu diadakannya tindakan pembenaran (corrective).
Metriks juga memberikan perbandingan dari performa dari date dengan indicator serta nilai-nilai yang kualitiatif seperti :
-    Menentukan kualitas standard software
-    Target kualitas
-    Pencapaian kualitas tahun sebelumnya
-    Pencapaian kualitas proyek sebelumnya
-    Level kualitas rata-rata
-    Pencapaian kualitas rata-rata perusahaan
-    Sebagai best Practice pada industri
Secara garis besar metriks dibagi menjadi 2 :
-    Metriks prosess
Biasanya terdiri dari proses pada saat pengembangan software

-    Metriks produk
Berkaitan tentang maintenance sebuah software (setelah melewati masa develop,ent)
Adapun hal-hal yang diukur ,sebagai berikut :
•    Kualitas
•    Waktu
•    Keefektifan
•    Produktifitas

Metriks Proses
Didalam pengembangan sebuah software tentu ada proses didalamnya, adapun proses tersebut terbagi menjadi 4 kategori :
-    Metriks kualitas dari software process
-    Metriks waktu dari software process
-    Metriks efektifitas menghilangkan error (Error removal effectiveness metrics)
-    Metriks produktifitas dari software process

Metriks kualitas dari software process
Didalamnya terdapat 2 metriks yang di klasifikasikan menjadi 2 :

•    Error Density Metrics
Adalah sebuah pengukuran dimana mengkalkulasikan jumlah error berdasarkan intensitas/volume  pelaporan yang dilaporkan oleh pengembang

•    Error Severity Metrics
Adalah sebuah pengukuran dimana mengkalkulasikan kerusakan yang ditimbulkan biasanya dilihat dari baris kode dan error pada saat melakukan pengembangan.
Metriks waktu dari software process
Biasanya hanya mencari rata-rata dari keterlambatan proyek pada milestone (titik penting).
Metriks keefektifitas menghilangkan error
Dilakukan perhitungan pada saat berjalan selama 6-12 bulan dalam masa pengembangan  software oleh tim SQA. Tujuannya adalah mencari keefektifan dalam menghilangkan error.
Metriks produktifitas dari software process
Digunakan untuk melihat produktifitas dari sumberdayanya dilihat dari proses pengembangan software (dapat dikatakan ini dilakukan di akhir sebagai bahan evaluasi). Dan juga untuk menghitung seberapa banyak baris kode yang digunakan pada saat melakukan pengembangan dengan tujuan dikedepannya pengembang bisa memperkirakan seberapa sumber daya manusia yang digunakan untuk “n”(seberapa banyak) baris kode.

Matriks Produk
Adalah matriks yang digunakan pada saat software itu telah berhasil dibuat dan sudah diberikan kepada customer (fase operasional). Pada saat operasional ini perlu adanya ke 2 tipe dari customer service untuk memberikan feedback kepada pengembang , sebagai berikut :

-    Help Desk service (HD)
Tujuan dari HD ini adalah membantu customer secara teknis dengan memberi solusi dari permasalahan yang dihadapi customer dengan software yang mereka beli. Contoh : user tidak mengerti bagaimana cara menyimpan pekerjaan mereka pada software yang mereka beli, kemudian HD memberitahukannya dengan cara klik File>kemudian Save.

-    Corrective maintenance service
Membantu customer dengan mencatat semua permasalahan terkait software (bug) sehingga dapat di perbaiki dengan cara memberikan update terbaru atau patch. Jadi ketika ada customer yang menelpon adanya bug maka ini di kategorikan sebagai telepon corrective maintenance sehingga tim maintenance akan segera memperbaiki permasalahan ini dan memberikan update. Contoh pada web : Seperti yang kita ketahui jika web browser firefox mengalami crash maka system otomatis akan memberikan kita pilihan apakah kita ingin melaporkannya kepada firefox atau tidak.
Dari kedua jenis layanan yang diberikan oleh pengembang terdapat 4 matriks pengukuran :
1.    HD quality metrics
2.    HD productivity Metrics
3.    Corrective maintenance quality metrics
4.    Corrective maintenance productivity and effectiveness metrics.

Kemudian didalam proses maintenance ini ada 3 aktifitas utama yang di lakukan :
1.    Corrective maintenance : perbaikan secara langsung dari pendektesian kegagalan (bug) pada saat software itu berjalan.
2.    Adaptive maintenance : Melakukan adaptasi dari software yang ada sebagai kebutuhan baru (new requirement) untuk software yang akan dating.
3.    Functional improvement maintenance : Adalah penambahan fungsi baru dalam rangka peningkatan reliabilitas software terhadap permasalahan yang di hadapi customer pada saat menggunakan software.

HD quality metriks
Terdapat 2 tipe dari metriks ini, yaitu :
-    HD calls density metrics ( pengukuran dimana seberapa sering customer melakukan panggilan telepon ke bagian HD)
-    HD success metrics (pengukuran dimana keberhasilan dari HD menyelesaikan masalah dilihat dari lamanya melakukan panggilan dengan customer)

HD productivity and effectiveness metrics
Adalah sebagai pengukuran produktifitas dari seberapa banyak sumberdaya (resource) yang dibutuhkan untuk menangani panggilan pelanggan. Secara garis besar dibagi menjadi 2 :
1.    HD productivity metrics (pengukuran produktifitas dari staff yang menghandle panggilan)
2.    HD effectiveness metrics (keefektifan dari staff yang menghandle panggilan)

Corrective maintenance quality metrics
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tentang corrective maintenance yaitu tentang perbaikan/pembenaran terhadap software pada saat melakukan maintenance,namun pada bagian ini kami menjelaskan tentang pengukuran terhadap kegagalan system, terbagi menjadi 4 :
1.    Software system failures density metrics : Adalah pengukuran dimana dilihat dari seberapa banyak masalah yang timbul pada saat melakukan pengoperasian/penggunaan software tersebut.
2.    Software system failures severity metrics : Adalah seberapa parahnya dampak kerusakan/kegagalan yang ditimbulkan (bug) pada saat softwareitu dijalankan.
3.    Failures of maintenance service metrics : Adalah pengukuran kegagalan pada saat melakukan maintenance. Tidak semua bug yang diperbaiki itu akan terselesaikan dengan baik, walaupun sudah dibenarkan namun timbul masalah baru lagi maka ini digunakan untuk pengukuran kegagaln pada saat proses maintenance.
4.    Software system availability metrics
Adalah sebagai metriks pengukuran dari permasalahan yang ditimbulkan pada saat proses maintenance. Misalkan saja setalah di perbaiki hanya sebagian system saja (ataupun keseluruhan system gagal) yang berjalan dan system menjadi tidak stabil.

Software corrective maintenance productivity and effectiveness metrics
Berhubungan tentang metriks pengukuran tentang seberapa besar SDM yang di alokasikan untuk melakukan maintenance dan juga ketepatan penggunaan SDM tersebut apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Implementasi dari SQM (Software Quality Metrics)
Dalam melakukan implementasi SQM perusahaan (software house) memerlukan :
1.    Pemahaman terhadap SQM itu sendiri
2.    Penggunaan SQM secara berkelanjutan, sebagai data untuk meng-improve perushaana
3.    Data (penggunaan baris kode, sumberdaya, dsb)

Dalam implementasinya SQM dapat dimodifikasi sesuai apa yang diinginkan oleh persahaan . Untuk metodeloginya sendiri sebagai berikut :
-metode-
Batasan dalam software metrics
Disetiap system pasti memiliki batasan masing-masing untuk software metrics memiliki batasan sebagai berikut :
-    Masalah Budget (akan meningkan atau turun tergantung Sumberdaya yang digunakan)
-    Masalah tingkah laku manusia (ada yang malas dan ada yang rajin(terkait produktifitas))
-    Ketidakpastian terhadap validitas data.

=Soal=

0 comments:

Post a Comment

Site search